Berjuang meraih keberhasilan atau
superioritas.
Prinsip
pertama adler dari teori adlerian adalah kekuatan dinamis dibalik perilaku manusia adlah untuk meraih keberhasilan atau
superioritas. Melihat pada diri saya bahwa saya mudah termotivasi oleh
lingkungan atau seseorang yang membawa pengaruh. Sejak SMA saya sudah mulai
berfikir pada pencapaian masa masa di bangku SMA dan untuk mekanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi yaiu dunia perkuliahan. Saya mencatat segala impian
atau prioritas tujuan di waktu itu dalam lembar catatan kertas kecil pengingat.
Kertas pengingat sebagai bentuk motivasi kecil dalam meraih tujuan saya. Selain
itu, karena saya merupakan anak pertama
dari dua bersaudara, maka sebagai anak pertama, saya merasa bahwa diri saya
adalah orang yang pertama menjadi patokan keluarga dalam meneruskan regenerasi
yang ada di keluarga saya. Anak pertama merupakan orang yang pertama dilihat
dan diharapkan kesuksesannya dalam membenuk kembali regenerasi keluarga. Sehingga sebgai anak pertama saya termotivasi
untuk bersungguh-sungguh meraih keberhasilan atau superioritas yang saya
miliki.
Bedasarkan
teori adler bahwa kepribadian seseorang
mempunyai prinsip yaitu kekuatan dinamis di balik perilaku manusia adalah
berjuang untuk meraih keberhasilan atau superioritas. Adler mereduksi semua
motivasi menjadi satu dorongan tunggal- berjuang untuk meraih keberhasilan atau
sperioritas. Dari contoh kasus terlihat bahwa dalam keluarga terjadi persaingan
antar saudara secara langsung maupun tak langsung untuk menunjukan dominasi
pengaruh siapa yang paling berkuasa dan berpengaruh. Saya melakukan hal apapun
untuk berada satu langkah lebih maju dari mereka.
Saya
menyadari bahwa diri saya mempunyai sifat pemalu, pendiam dan sulit untuk
berbicara di depan muka. Saya menganggap sifat tersebut merupakan sifat yang
menjadi hal inferioritas atau kelememahan sya dalam meraih cita-cita. Namun,
saya dapat merasakan perubahan di masa SMA ketika mengikuti organisasi
organisasi di dalamnya. Dalam hal ini saya merasa bahwa dengan mengikuti suau
organisasi memungkinkan bahwa diri saya bisa menjadi lebih terbuka di muka
umum, percaya diri, sedikit demi sedikt menghilangi sifat pemalu yang sya
miliki karena dlam organisasi sendiri kita lebih dituntut untuk mengeluarkan
pendapat, ketika kita berani mencoba menjadi ketua maka kita dituntut juga
berani berbicara ketika memimpin rapat atau berbicara di depan umum. Itulah
salah satu bentuk kompensasi yang saya lakukan agar dapat terwujud superioritas
yang saya miliki dan dapat meraih keberhasilan di masa mendatang.
Adler
berpendapat bahwa perasaan rendah diri (inferiority) bukan merupakan hal
yang abnormal. Dibawah keadaan normal, perasaan rendah diri dapat merupakan
kekuatan penggerak yang sangat besar. Dengan kata lain jika manusia ditekan
oleh keinginan untuk mengatasi rendah diri dengan keinginan menjadi superior.
Usaha tersebut dapat dikatakan kompensasi. Jika seseorang mengalami gejala
gangguan psikis rasa rendah diri, ia akan mengalami kompleks rendah diri yang
kemudian akan menimbulkan over kompensasi sehingga dapat diatasi dengan
kompleks superior.
Persepsi Subjektif
Prinsip adler yang kedua yakni persepsi subjektif seseorang
membentuk perilaku dan kepribadian seseorang. Saya memiliki suatu impian dan
harapan di masa depan yakni salah satunya mendirikan sebuah yayasan pendidikan
dimasa mendatang. Walau harapan tersebut merupakan hanya sekedar persepsi
subjektik yang sifatnya fiksi belum terjadi pada kenyataan diwaktu sekarang,
namun hal itu membuat tujuan suerioritas yang akan sayaraih menjadi kokoh dan
kuat kembali. Hal ini membuat semangat saya semakin tinggi, kepercayaan serta optimism
meliputi perjalanan dalam mencapai keberhasilan. Sehingga dikaitkan denga teori
Alfred adler bahwa Prinsip Adler yang kedua adalah persepsi
subjektif seseorang membentuk perilaku keperibadian mereka. Manusia berjuang
meraih keunggulan atau keberhasilan untuk mengganti perasaan inferior. Akan
tetapi, sikap juang mereka ditentukan oleh kenyataan, namun oleh persepsi
subjektif mereka akan kenyataan, yaitu oleh fiksi mereka, atau harapan masa
depan.
Kesatuan
dan Sel-Consistency dari kepribadian
Prinsip ketiga adlerian
adalah kepribadian itu menyatu dan self-consistent. Sejak kecil saya merasa
bahwa memang diri saya memiliki suatu keunikan yang mungkin tidak dapat
dimiliki semua orang disebut denga orang
kidal yakni melakukan segala aktivitas menggunakan tangan kiri kecuali
makan. Memang kebiasaan untuk meraih tujuan sudah saya lakukan namun terkadang
mengalami suatu kejenuhan. Konsistensi dalan melakukan suatu hal untuk meraih
tujuan adalah hal yang sangat penting. Adler berkeyakinan bahwa setiap orang itu
unik dan tak terpisahkan, pikiran yang tidak konsisten itu tidak ada. Pikiran,
perasaan, dan tindakan semuanya mengarah pada satu sasaran dan berfungsi untuk
mencapai satu tujuan.
Minat
Sosial
Prinsip adler yang
keempat adalah nilai dari semua aktivitas harus dilihat dari sudut pandang
minat social. Terkadang saya memiliki siafat egois yang tinggi tanpa
memperhatikan kehidupan kan kelompok manusia disekitar seperti ketika saya di
Aliyah dulu terkadang ketika saya sudah paham mengenai pelajaran yang telah
diterangkan oleh guru. Kemudian ada salah satu temanku yang saya anggap menjadi
rival di kelasku tidak masuk kelas dan ia minta diajarin mengenai pelajaran
itu, terkadang egoistis tinggi muncul pada diri
saya dan tak mau mengajarinya karena takut rival sekelasku dapat
menyaingiku kelak. Padahal hal itulah yang dapat menhambat dalam meraih
superioritas kita di masa mendatang.
Adler berpendapat bahwa minat sosial bisa didefinisikan sebagai sikap
ketertarikan dengan umat manusia secara umum maupun sebagai empati untuk
setiap anggota masyarakat. Minat social ini termanifestasi dalam bentuk kerja
sama dengan orang lain untuk kemajuan sosial daripada keuntungan pribadi.
Gaya
hidup
Prinsip adler yang
kelima yakni srukur kepribadian yang self konsisten berkembang menjadi gaya
hidup seseorang. Saya mengakui juga terkadang kehidupanku suka
menghambur-hamburkan uang atau boros . namun, aku berfikir bahwa hal itu
merupakan hal yang tidak baik. Gaya hidup seperi itu mulai berkurang ketika
awal aku masuk perkuliahan dan merasakan bahwa berapa susahnya mencari uang
daripada menghabiskannya. Gaya hidup
adalah istilah yang digunakan Adler untuk menunjukkan selera hidup seseorang.
Gaya hidup mencakup tujuan seseorang, konsep diri, perasaan terhadap orang
lain, dan sikap terhadap dunia. Gaya hidup adalah hasil interaksi antara
keturunan atau bawaan lahir, lingkungan, dan daya kereatif yang dimiliki
seseorang.
Daya
kreatif
Prinsip terakhir
adlerian yakni gaya hidup dibentuk dari daya kreatif yang ada pada diri
manusia. Kreatifan seseorang merupakan suatu nilai emas dalam kehidupan. Saya
menyadari bahwa saya juga memiliki sedikit kekreatifan seperti ketika dalam
pramuka dalam tali temali, tak jarang saya menjadi konseptor dalam membentuk
pola tongkat tali temali. Selain itu aku juga di Aliyah sering disuruh membuat
video video untuk acara besar pondok bahkan membuat dan mengedit video untuk
perpisahan kelas tiga Aliyah. Memang daya kreaif merupakan suatu hal yang
sangat mahal dalam kehidupan masyarakat. Daya kreatif menurut adler adalah
suatu kebebasan untuk menciptakan gaya hidupnnya sendiri yang pada
akhirnya setiap orang bertanggung jawab akan dirinya sendiri dan bagaimana
mereka berprilaku.