Kamis, 01 Juni 2017

Analisis diri menurut teori Alfred Adler






Berjuang meraih keberhasilan atau superioritas.
Prinsip pertama adler dari teori adlerian adalah kekuatan dinamis dibalik perilaku  manusia adlah untuk meraih keberhasilan atau superioritas. Melihat pada diri saya bahwa saya mudah termotivasi oleh lingkungan atau seseorang yang membawa pengaruh. Sejak SMA saya sudah mulai berfikir pada pencapaian masa masa di bangku SMA dan untuk mekanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaiu dunia perkuliahan. Saya mencatat segala impian atau prioritas tujuan di waktu itu dalam lembar catatan kertas kecil pengingat. Kertas pengingat sebagai bentuk motivasi kecil dalam meraih tujuan saya. Selain itu,  karena saya merupakan anak pertama dari dua bersaudara, maka sebagai anak pertama, saya merasa bahwa diri saya adalah orang yang pertama menjadi patokan keluarga dalam meneruskan regenerasi yang ada di keluarga saya. Anak pertama merupakan orang yang pertama dilihat dan diharapkan kesuksesannya dalam membenuk kembali regenerasi keluarga.  Sehingga sebgai anak pertama saya termotivasi untuk bersungguh-sungguh meraih keberhasilan atau superioritas yang saya miliki.
Bedasarkan teori adler bahwa  kepribadian seseorang mempunyai prinsip yaitu kekuatan dinamis di balik perilaku manusia adalah berjuang untuk meraih keberhasilan atau superioritas. Adler mereduksi semua motivasi menjadi satu dorongan tunggal- berjuang untuk meraih keberhasilan atau sperioritas. Dari contoh kasus terlihat bahwa dalam keluarga terjadi persaingan antar saudara secara langsung maupun tak langsung untuk menunjukan dominasi pengaruh siapa yang paling berkuasa dan berpengaruh. Saya melakukan hal apapun untuk berada satu langkah lebih maju dari mereka.
Saya menyadari bahwa diri saya mempunyai sifat pemalu, pendiam dan sulit untuk berbicara di depan muka. Saya menganggap sifat tersebut merupakan sifat yang menjadi hal inferioritas atau kelememahan sya dalam meraih cita-cita. Namun, saya dapat merasakan perubahan di masa SMA ketika mengikuti organisasi organisasi di dalamnya. Dalam hal ini saya merasa bahwa dengan mengikuti suau organisasi memungkinkan bahwa diri saya bisa menjadi lebih terbuka di muka umum, percaya diri, sedikit demi sedikt menghilangi sifat pemalu yang sya miliki karena dlam organisasi sendiri kita lebih dituntut untuk mengeluarkan pendapat, ketika kita berani mencoba menjadi ketua maka kita dituntut juga berani berbicara ketika memimpin rapat atau berbicara di depan umum. Itulah salah satu bentuk kompensasi yang saya lakukan agar dapat terwujud superioritas yang saya miliki dan dapat meraih keberhasilan di masa mendatang. 
Adler berpendapat bahwa perasaan rendah diri (inferiority) bukan merupakan hal yang abnormal. Dibawah keadaan normal, perasaan rendah diri dapat merupakan kekuatan penggerak yang sangat besar. Dengan kata lain jika manusia ditekan oleh keinginan untuk mengatasi rendah diri dengan keinginan menjadi superior. Usaha tersebut dapat dikatakan kompensasi. Jika seseorang mengalami gejala gangguan psikis rasa rendah diri, ia akan mengalami kompleks rendah diri yang kemudian akan menimbulkan over kompensasi sehingga dapat diatasi dengan kompleks superior.

Persepsi Subjektif
Prinsip adler yang kedua yakni persepsi subjektif seseorang membentuk perilaku dan kepribadian seseorang. Saya memiliki suatu impian dan harapan di masa depan yakni salah satunya mendirikan sebuah yayasan pendidikan dimasa mendatang. Walau harapan tersebut merupakan hanya sekedar persepsi subjektik yang sifatnya fiksi belum terjadi pada kenyataan diwaktu sekarang, namun hal itu membuat tujuan suerioritas yang akan sayaraih menjadi kokoh dan kuat kembali. Hal ini membuat semangat saya semakin tinggi, kepercayaan serta optimism meliputi perjalanan dalam mencapai keberhasilan. Sehingga dikaitkan denga teori Alfred adler bahwa Prinsip Adler yang kedua adalah persepsi subjektif seseorang membentuk perilaku keperibadian mereka. Manusia berjuang meraih keunggulan atau keberhasilan untuk mengganti perasaan inferior. Akan tetapi, sikap juang mereka ditentukan oleh kenyataan, namun oleh persepsi subjektif mereka akan kenyataan, yaitu oleh fiksi mereka, atau harapan masa depan.

Kesatuan dan Sel-Consistency dari kepribadian
Prinsip ketiga adlerian adalah kepribadian itu menyatu dan self-consistent. Sejak kecil saya merasa bahwa memang diri saya memiliki suatu keunikan yang mungkin tidak dapat dimiliki semua orang disebut denga orang kidal yakni melakukan segala aktivitas menggunakan tangan kiri kecuali makan. Memang kebiasaan untuk meraih tujuan sudah saya lakukan namun terkadang mengalami suatu kejenuhan. Konsistensi dalan melakukan suatu hal untuk meraih tujuan adalah hal yang sangat penting. Adler berkeyakinan bahwa setiap orang itu unik dan tak terpisahkan, pikiran yang tidak konsisten itu tidak ada. Pikiran, perasaan, dan tindakan semuanya mengarah pada satu sasaran dan berfungsi untuk mencapai satu tujuan.

Minat Sosial
Prinsip adler yang keempat adalah nilai dari semua aktivitas harus dilihat dari sudut pandang minat social. Terkadang saya memiliki siafat egois yang tinggi tanpa memperhatikan kehidupan kan kelompok manusia disekitar seperti ketika saya di Aliyah dulu terkadang ketika saya sudah paham mengenai pelajaran yang telah diterangkan oleh guru. Kemudian ada salah satu temanku yang saya anggap menjadi rival di kelasku tidak masuk kelas dan ia minta diajarin mengenai pelajaran itu, terkadang egoistis tinggi muncul pada diri  saya dan tak mau mengajarinya karena takut rival sekelasku dapat menyaingiku kelak. Padahal hal itulah yang dapat menhambat dalam meraih superioritas kita di masa mendatang.  Adler berpendapat bahwa minat sosial bisa didefinisikan sebagai sikap ketertarikan dengan umat manusia secara umum maupun sebagai empati untuk  setiap anggota masyarakat. Minat social ini termanifestasi dalam bentuk kerja sama dengan orang lain untuk kemajuan sosial daripada keuntungan pribadi.

Gaya hidup
Prinsip adler yang kelima yakni srukur kepribadian yang self konsisten berkembang menjadi gaya hidup seseorang. Saya mengakui juga terkadang kehidupanku suka menghambur-hamburkan uang atau boros . namun, aku berfikir bahwa hal itu merupakan hal yang tidak baik. Gaya hidup seperi itu mulai berkurang ketika awal aku masuk perkuliahan dan merasakan bahwa berapa susahnya mencari uang daripada menghabiskannya.  Gaya hidup adalah istilah yang digunakan Adler untuk menunjukkan selera hidup seseorang. Gaya hidup mencakup tujuan seseorang, konsep diri, perasaan terhadap orang lain, dan sikap terhadap dunia. Gaya hidup adalah hasil interaksi antara keturunan atau bawaan lahir, lingkungan, dan daya kereatif yang dimiliki seseorang.

Daya kreatif
Prinsip terakhir adlerian yakni gaya hidup dibentuk dari daya kreatif yang ada pada diri manusia. Kreatifan seseorang merupakan suatu nilai emas dalam kehidupan. Saya menyadari bahwa saya juga memiliki sedikit kekreatifan seperti ketika dalam pramuka dalam tali temali, tak jarang saya menjadi konseptor dalam membentuk pola tongkat tali temali. Selain itu aku juga di Aliyah sering disuruh membuat video video untuk acara besar pondok bahkan membuat dan mengedit video untuk perpisahan kelas tiga Aliyah. Memang daya kreaif merupakan suatu hal yang sangat mahal dalam kehidupan masyarakat. Daya kreatif menurut adler adalah suatu kebebasan untuk menciptakan gaya hidupnnya sendiri  yang pada akhirnya setiap orang bertanggung jawab akan dirinya sendiri dan bagaimana mereka berprilaku.


0 komentar:

Posting Komentar